Sabtu, 22 Juni 2013

Light in the dark

A light.


 Sebuah korek dinyalakan di tengah kegelapan. Membawa rasa hangat di tengah angkuhnya sang malam. Membawa rasa aman di hitam yang mencekam. Sebuah cahaya kecil, sangat kecil. Tidak cukup besar untuk menantang malam. Tidak cukup kuat untuk mengalahkan sang hari. Tapi, cukup untuk bisa disebut harapan.

 Cahaya itu dengan lembut menari di tengah kegelapan. Acuh terhadap kegelapan yang memandang dengki padanya. Teguh dan lembut, itulah inti tariannya. Harmoni dalam kebisuan yang sungguh menenangkan.

 Sendiri tapi tidak sepi. Sunyi tetapi tidak mati. Begitulah cahaya tersebut. Kehadirannya hanya untuk menemani. Ya, menemani jiwa-jiwa yang beku di ujung ambigu ini. Menunjukkan jalan akan masa depan yang penuh harapan.

 Cahaya adalah energi. Kehadirannya hanya untuk berbagi. Hingga cahaya itu sendiri mati. 

 Tapi, kematiannya itu sendiri adalah simbol abadi. Energi yang telah terbagi, akan kembali menyala lagi. Mengisi kegelapan sudut-sudut bumi. Membawa rasa hangat, rasa aman, serta harapan. Mengetuk relung hati yang gelap, hanya untuk bisa menari di dalamnya. 

 Cahaya adalah sebuah pemberian, dari Tuhan untuk dunia yang awalnya gelap. Sebagai jawaban, atas tangisan manusia. Sebagai bukti cinta yang kekal, atas semua ciptaan-Nya. Simbol dari pengharapan.


 Pertanyaannya adalah, apakah kita sudah memiliki cahaya dalam diri ?. Sudahkah kita menjadi cahaya atas orang-orang yang kita sayangi ?.

 Waktu memang kejam. Semua yang terjadi tidak bisa di perbaiki. Tapi, nafas saat ini adalah bukti, bahwa Tuhan masih peduli. Ada pilihan yang bisa diambil dan di jalani. Apa pilihanmu?


0 comments:

Posting Komentar